Cap Go Meh:Tarian Dari NTT Menarik Perhatian Hadirin, Peluncuran Kembang Api Hiasi Langit Mall Pekanbaru
SuaraRiau.co -PEKANBARU- Tarian Sole Oha dari Nusa Tenggara Timur salah satu bentuk performance dari sekian banyak penampilan yang meriahkan penutupan perayaan Imlek hari ke lima belas Cap Go Meh pada Minggu (5/2/2023) di Mal Pekanbaru. Tarian ini merupakan tarian kebersamaan melambangkan rasa persatuan dan kesatuan.
SuaraRiau.co -PEKANBARU- Tarian Sole Oha dari Nusa Tenggara Timur salah satu bentuk performance dari sekian banyak penampilan yang meriahkan penutupan perayaan Imlek hari ke lima belas Cap Go Meh pada Minggu (5/2/2023) di Mal Pekanbaru. Tarian ini merupakan tarian kebersamaan melambangkan rasa persatuan dan kesatuan.
Penampilan ini menambah nuansa keberagaman toleransi antar etnis untuk sama-sam saling memeriahkan Cap Go Meh membuktikan ucapak Gubernur Riau Syamsuar pada Imlek bersama Rabu (4 Februari lalu di Gedung Pertemuan Co Ex, bahwa Riau termasuk wilayah 10 besar se Indonesia yang tingkat toleransinya semakin baik.”Dan ini harus ditingkatkan. Paling sedikit dipertahankan,” ujarnya.
Dengan membentuk barisan melingkar saling menyambung lengan sebanyak dua lingkaran,dan ditengahnya seorang memegang pedang dan para pria memakai ikat kepala dari janur dan memakai sarung dari tenun NTT. Mereka menari-nari dengan sesekali diantaranya meneriakkan sebuah gumaman sebagai sebuah seruan kebersamaan.
Sementara sebelumnya Suku Nusa Tenggara Timur pimpinan Siprianus Rata ini menyajikan tarian Cha (Chaca Ocay) dari keluarga Flobamora (Flores, Sumba, Timor dan Alor). Dansa Chaca Ocay yang merupakan pop energik yang juga menyihir hadirin yang di Mall Pekanbaru. Nuansa tarian dari NTT ini bentuk penyajian yang tidak biasa dan menambah nuansa Imlek semakin beragam dengan adanya asimilasi budaya yang saling bertoleransi ini. Perayaan Cap Go Meh dilselenggarakan PSMTI Riau bersama Mall Pekanbaru.
Ketika di wawancarai Suprianus Rata mengatakan bahwa mereka sangat gembira ketika diminta untuk menampilkan budaya mereka di tengah warga Pekanbaru pada acara penutupan Cap Go Meh tersebut. Selama 4 hari kelompok minoritas ini mempersiapkan diri untuk bisa tampil maksimal.”Kami sangat gembira, bahagia dan senang, ketika panitia menghubungi kami untuk menampikan budaya dari NTT untuk acara Cap Go Meh,” ujarnya dengan mimik muka bahagia dan tersenyum.
Siprianus mengatakan bahwa tarian yang mereka bawakan merupakan tarian gotong royong sebagai bentuk kebersamaan melambangkan rasa persatuan dan kesatuan.”Ini adalah tarian sebagai bentuk kebersamaan. Sebab perbedaan kita diwujudkan dengan saling mengikat dengan memiliki rasa persatuan,” jelasnya.
Selain itu, hal yang menarik lagi dalam rangkaian penutupan perayaan Cap Go Meh, makan bersama dengan sajian Lontong Cap Go Meh yang diberikan kepada undangan yang sudah disajikan dalam bentuk paket rantang plastik. Sajian khusus ini sangat gurih dan dilahap para hadirin.
Ketua Pelaksana Imlek Junaidi Piter mengatakan bahwa pada malam tersebut adalah Tahun Baru Imlek 2023 hari yang ke lima belas, yakni Cap Go Meh. Malam ini (seharusnya) adalah malam purnama pertama dalam tahun kelinci. Perayaan Cap Go Meh Bersama pada malam ini, merupakan acara penutup dari rangkaian kegiatan bersempena Tahun Baru Imlek Bersama yang didukung oleh berbagai ormas Tionghoa, Lembaga Keagamaan, dan Lembaga Pendidikan yang ada di Kota Bertuah Pekanbaru ini.
Kegiatan Cap Go Meh Bersama tahun ini berlangsung sejak Sabtu semalam, tanggal 4 Pebruari, hingga Minggu malam ini, 5 Pebruari di Mal Pekanbaru dimana kita berada pada saat ini. Di pelataran Mal Pekanbaru ini, kita menggelar bazar dengan harapan dapat membantu UMKM agar bangkit dari dampak pandemi Covid-19. Di samping itu, juga menggelar Lomba Dekorasi Nuansa Imlek melalui pengiriman video yang pemenangnya akan diumumkan nanti, Dance Competition, dan Fashion Show. Semua kegiatan tersebut bertujuan untuk menyemarakkan perayaan Imlek, sekaligus mengembangkan kreativitas khususnya bagi generasi muda.
Dalam perayaan Cap Go Meh selama dua hari ini, selain penampilkan acara-acara seni budaya bernuansa oriental-Tionghoa, kita juga mengundang beberapa perkumpulan etnis seperti Batak, Minang, Sunda, NTT dan Melayu untuk menampilkan seni budaya etnisnya.
“Dalam kesempatan ini, atas nama Panitia Imlek Bersama Pekanbaru Tahun 2023, saya menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Forkopimda Riau, Forkopimda Kota Pekanbaru, berbagai ormas, lembaga keagamaan, dan lembaga pendidikan. Terima kasih juga kami sampaikan kepada para sponsor, para donatur, Mal Pekanbaru, dan berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah ikut menyukseskan rangkaian kegiatan Imlek Bersama. Jika ada kekurangan dari kami selaku Panitia, kami menyampaikan permohonan maaf,” ujarnya.
Sementara dari pihak Mal Pekanbaru Megawati sebagai GM Mal Pekanbaru mengatakan begitu indah dan senang bisa berkumpul merayakan Cap Go Meh. Sebab tiga tahun tidak bisa bertemu bersama, kini Cap Go Meh ini menjadi ajang kita bisa bersilaturahmi dan berbagi.
Penutupan Cap Go Meh hari ini menampilkan berbagai acara, Asprekraf dan paduan suara Ibu Pertiwi. Perlombaan fashion show kategori remaja, kategori anak-anak, penampilan barongsai dari HTT, penampilan gitar,dance PERMATADHIS, nynyian Josh dan Angel, Lomba mewarnai+pengumuman, makan Lontong Cap Go Meh bersama, penampilan WHBT (linedance), pengumuman fashion show dan dekorasi imlek, penampilan Dance One dance studio, tarina Chacha, penampilan nyanyia Marga Yang,Tarina Sole Oha dari NTT (tarina Dolo-dolo), tarina Marga Lie (Nanyian), Marga Huang (nyanyian), penmapilan 4 Barongsai HTT & Chai Sen Ye.
Semua acara sangta padat dan menghibur para pengunjung Mal Pekanbaru dari pagi hingga malam.
Sementara yang menarik dalam penutupan yakni malam peluncuran kembang api sebagai simbol bahwa berakhirnya Imlek hari ke lima belas Cap Go Meh. Kembang api menghiasi puncak-puncak gedung Mall Pekanbaru berwarna warni menambah indahnya hiasan wajah langit Pekanbaru. ****